Halaman

Minggu, 06 April 2014

Captain America: The Winter Soldier review - One of the best Marvel movie ever made!



Hi... Balik lagi nih hehehe... So, ini review untuk 'Captain America: The Winter Soldier'. Apakah lebih bagus dari instalmen pertamanya? Find out after the jump!




Ok, maaf lagi, kalo lama delay nya. Nevermind that, mulai aja sekarang ya?


'Captain America: The Winter Soldier' bercerita tentang kehidupan Steve Rogers (Chris Evans) di era modern, tepat setahun setelah kejadian yang terjadi di 'The Avengers' (2012). Selama kehidupannya di era modern, Steve berteman dengan seorang mantan prajurit perang Irak, Sam Wilson/Falcon (Anthony Mackie)selain menyesuaikan diri dengan era yang berbeda dengan 70 tahun yang lalu, Steve yang sudah menjadi agen khusus S.H.I.E.L.D pun harus bertugas bersama Natasha Romanoff/Black Widow (Scarlett Johansson) dibawah pimpinan Nick Fury (Samuel L. Jackson). Kemudian, muncul bahaya dari pembunuh professional, The Winter Soldier (Sebastian Stan) yang ternyata merupakan sahabat lama Steve yang dinyatakan gugur dalam peperangan melawan HYDRA di Perang Dunia ke II, Bucky Barnes, yang kini telah dicuci otak. Winter Soldier pun berhasil melumpuhkan Nick Fury dan pada akhirnya Fury dinyatakan tewas. Tidak hanya harus melawan Winter Soldier, Steve pun harus menghadapai musuh dalam selimut yang bersembunyi di S.H.I.E.L.D yang mencoba untuk membangkitkan HYDRA serta memusnahkan target pilihan melalui proyek Operation: Insight yang dipimpin oleh salah satu petinggi World Security Council, Alexander Pierce (Robert Redford). Mampukah sang prajurit super soldier menyelamatkan S.H.I.E.L.D dan Amerika dari HYDRA yang bersembunyi?
Robert Redford sebagai Alexander Pierce

Baiklah. Film ini merupakan sekuel dari 'Captain America: The First Avenger' (2011), dan secara tidak langsung juga menjadi sekuel tidak resmi dari 'The Avengers' yang akan membangun fondasi untuk 'The Avengers: Age Of Ultron'. Film ini pun tidak menggunakan sutradara yang sebelumnya, yaitu Joe Johnston, namun menempatkan sutradara kakak beradik Anthony dan Joe Russo, yang sebelumnya berpengalaman bukan di film action ataupun superhero, melainkan sitcom, seperti 'Arrested Development' dan 'Community'. Jujur saja, pertama kali saya dengar mereka diumumkan sebagai sutradara film ini, saya berpikir: "Lah, background mereka kan sitcom, kok malah jadi sutradara film blockbuster gini sih -__- ". Boy oh boy, ternyata saya salah besar... Russo bersaudara berhasil membuat sebuah film yang tidak seperti film Marvel lainnya. Bahkan tidak seperti film Marvel pada umumnya. Bahkan tidak terasa sedikit pun unsur Marvel nya (kecuali beberapa hal, tapi overall, sumpah, it doesn't feel like a Marvel movie).

Aksi yang disuguhkan film ini pun epik, thrilling, dan tidak akan membuat anda bosan ataupun terasa cliche. Pada adegan pertarungan, kita selalu disuguhkan dengan penampilan-penampilan spektakuler, seperti teknik bela diri milik Black Widow, dan tameng Captain America. Tunggu... tameng? Anda pasti heran mengapa. Tidak seperti di film pertamanya ataupun di The Avengers, di instalmen kali ini Cap menggunakan tamengnya lebih efisien dalam bertarung, sehingga tameng itu tidak hanya berfungsi sebagai pelindung ataupun bumerang, namun juga sebuah alat penghajar musuh. Selain aksi melee, aksi seperti Falcon yang terbang sambil menembaki musuh dengan micro SMG juga terasa spektakuler dan tidak seperti di film-film lainnya. Selain itu juga The Winter Soldier... Mulai dari permainan pisaunya dan penggunaan senjata api serta tangan kiri mekanisnya, semua tereksekusi dengan sangat sempurna.

Akting dari para pemain juga tidak mengecewakan. Chris Evans kali ini benar-benar menyuguhkan sisi Cap yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Tidak hanya sifat "anak baik-baik" seperti biasanya, disini kita juga
Chris Evans dan Scarlet Johannson sebagai Cap dan Widow
bisa melihat Cap memberontak dan bahkan sisi vulnerable Cap, yang tidak pernah ditampilkan di dua film-film sebelumnya. Penampilan Chris Evans adalah highlight dari film ini. Black Widow, seperti biasa, selalu memukau, namun karakternya masih belum dieksplorasi lebih jauh (hence, adegan di akhir dimana dia dipanggil ke pengadilan tinggi militer, whoops, spoiler..). Sebastian Stan sebagai Bucky/Winter Soldier, dirasa sangat efektif, baik sebagai mesin pembunuh berdarah dingin, baik sebagai sahabat Cap di flashbacknya.

Anthony Mackie, Samuel L. Jackson, Frank Grillo, dan Cobie Smulders pun juga tidak mengecewakan dalam film ini (sebagai Falcon, Nick Fury, Brock Rumlow, dan Maria Hill, respectively), tapi diantara mereka berempat, Samuel L. Jackson lah yang tetap, terbilang hampir sempurna, meskipun tetap
Cap dan Nick Fury (Samuel L. Jackson)
jatuh di kategori servicable (dikarenakan perannya yang tidak terlalu banyak). Robert Redford pun berhasil menghidupkan karakter pembelot yang idealis, sehingga karakternya tidak terasa seperti bos besar yang haus kekuatan. Namun, selain yang bagus, pasti ada yang buruk. Georges St. Pierre sebagai Batroc the Leaper tidak dapat menampilkan seorang teroris pembajak yang kejam, malah terkesan seperti seorang henchman yang perannya ditingkatkan. Juga mengecewakan yaitu si cantik Emily Van Camp sebagai Agen 13. Perannya yang sedikit, ditambah lagi kurangnya emosi membuatnya seolah hampir seperti android pintar yang ada di pameran robot di Jepang, tapi setidaknya, dia masih lebih bagus (dalam segi akting) daripada Batroc.
Sebastian Stan sebagai Winter Soldier/Bucky

Film ini pun tidak luput dari throwback dan referensi ke hal-hal yang ada di dunia Marvel, seperti Tony Stark yang disinggung entah beberapa kali disini, serta Bruce Banner dan pertama kalinya, Stephen Strange (yang nantinya akan menjadi sang Sorcerer Supreme, Dr. Strange) disinggung di film ini sebagai target yang akan dimusnahkan HYDRA (untung mereka semua tidak mati). Selain throwback, CGI yang disuguhkan di film ini adalah salah satu CGI paling keren yang pernah ditampilkan oleh Marvel, bahkan mungkin ini CGI yang terbaik dalam seluruh film Marvel, walaupun beberapa adegan yang memakai green screen sebagai background untuk pemandangan luar jendela terlihat tidak sinkron (anehnya, sebuah hal yang sangat jarang di film bujet besar). Film ini pun tidak hanya aksi dan hal-hal berbau Marvel saja. Film ini mengembangkan aspek "hewan tidak
Anthony Mackie sebagai Sam Wilson/Falcon
pada habitatnya" di Steve Rogers yang sudah disentuh di Avengers, namun tidak dikembangkan sepenuhnya. Bukan hanya itu, diatas saya sebutkan bahwa film ini tidak seperti film Marvel pada umumnya. Itu dikarenakan film ini memiliki jalan cerita yang unik, menegangkan, dan terasa seperti film-film thriller mata-mata era tahun 70an.

Untuk anda yang memang sedang ada waktu luang dan tidak tau mau ngapain, panggil kawan-kawan anda, beli tiket dan jajanan, masuk ke bioskop, dan nikmati film ini. Jika anda memang sedang mencari sebuah tontonan yang berbau Marvel yang berunsur aksi keren, cerita yang luar biasa, dan aktor dan aktris yang tampan, hot dan cantik.. dan hot, maka film ini untuk anda

Rating: 


9.4/10


'Captain America: The Winter Soldier' disutradarai oleh Anthony & Joe Russo dan diperankan oleh Chris Evans, Scarlett Johansson, Sebastian Stan, Anthony Mackie, Samuel L. Jackson, Robert Redford, Frank Grillo, Emily Van Camp, Cobie Smulders, Georges St. Pierre, Maximiliano Hernandez, dan Toby Jones, serta Hayley Atwell, Dominic Cooper, Gary Shandling, Stan Lee, Danny Pudi dan Gary Sinise di bagian cameo. Bicara soal cameo, pastikan diri anda tetap duduk untuk mid credits untuk cameo kejutan. Film berdurasi 136 menit ini telah tayang di bioskop-bioskop "kesayangan anda" dan tersedia dalam format 2D dan 3D.

Baiklah itu review untuk kali ini, sampai jumpa di lain waktu, mudah-mudahan bukan film Marvel lagi yang direview, karena kayaknya blog ini terkesan "bias" ke film-film Marvel... Anyway, bye!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar