Salah satu contohnya. Kontes Pidato Surabaya 18 Juni 2012 kemarin |
Salah satu yang salah pengejaannya |
Sekarang ini, orang-orang mulai menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Jepang, Korea, Perancis, dll. dalam keseharian mereka. Memang BOLEH kita mempelajari bahasa-bahasa tersebut, tapi haruskah kita melupakan bahasa ibu kita sendiri? Tidak, bukan? Kita mempelajari bahasa asing mungkin untuk terlihat sebagai individu yang terkesan terpelajar, atau untuk gaya-gayaan, atau mungkin dari dalam hati kita memang ingin belajar bahasa tersebut, tetapi tetap saja, kita tidak boleh melupakan bahasa yang kita junjung tinggi sebagaimana yang telah disepakati di Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Isi dari Sumpah Pemuda adalah:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Disitu dikatakan bahwa "Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Sudah jelas sekali itu. Tapi mengapa sekarang muncul bahasa-bahasa 'Alay' ? Bahkan pertanyaan yang lebih sering ditanyakan adalah
"Apa maksud dan tujuan adanya bahasa Alay?"
Kita tidak mengerti apa maksud dari penggunaan bahasa-bahasa rumit itu. Bukankah lebih cepat dan lebih gampang menulis kata seperti: "enak" daripada menulis "3n4k" ? Apalagi untuk pengguna handphone yang menggunakan keypad. Bukankah hal tersebut malah akan menyiksa mereka?
Maka dari itu cintailah bahasa ibu kita sendiri, yaitu Bahasa Indonesia. Siapa tahu, Bahasa Indonesia bisa saja menjadi bahasa internasional kelak? Bukankah jika benar terjadi, akan membanggakan kita yang berbangsa Indonesia? Pikirkanlah hal tersebut baik-baik, sahabat sebangsa dan setanah airku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar