Halaman

Minggu, 11 November 2012

Skyfall - The 50 year milestone of James Bond movies

Skyfall

"Skyfall." Hening...

"Skyfall"

"Selesai"

Itulah kutipan dialog dari film James Bond yang ke 23 (Jika Never Say Never Again tidak dihitung) yaitu, Skyfall, yang disutradarai oleh Sam Mendes dan diperankan oleh Daniel Craig, Naomie Harris, Javier Bardem, Judi Dench, Ralph Fiennes, Berenice Marlohe dan Ben Whishaw sebagai Q. Kali ini, walaupun rencananya tadi malam saya akan me review nya, tetapi karena mata terasa sangat berat, hal tersebut diurungkan, saya akan me review film ini.

Bercerita tentang kesetiaan sang agen 007 yang diuji ketika MI6 diserang oleh mantan anggota terbaik mereka, Raoul Silva terhadap M, disaat-saat tersulit MI6, dimana sebelumnya sebuah Hard Disk berisi daftar Agen-agen NATO dicuri, dan peretasan komputer-komputer MI6 serta kematian dari agen-agen lapangan terbaik yang pernah dimiliki MI6. Di perjalanannya, Bond bertemu dengan Severine, yang merupakan anak buah dari Silva. Mampukah Bond menghentikan rencana jahat Silva untuk membunuh M?

Itulah sepenggal yang bisa saya beritahu, karena saya tidak ingin membocorkan lebih jauh lagi. Jika saya bocorkan semua, bukankah anda tidak akan menonton filmnya nanti? Ok, kita mulai... Reviewnya...



Film ini memiliki cerita yang sangat kompleks, walaupun ada sedikit ketidaksambungan di ceritanya, namun ceritanya dijalin dengan erat dan padat, sehingga membuat kita sanggup untuk bahkan menahan diri agar tidak untuk keluar ke kamar mandi. Terlepas dari itu, film ini bukan merupakan sambungan dari 2 film terdahulunya. Film ini tidak ada referensi ke organisasi Quantum dari film sebelumnya, jadi kemungkinan besar, Bond melupakan segalanya sejenak dan fokus kepada kerjanya.

Bond dan DB5 miliknya
Film ini memberikan banyak rujukan kepada seri-seri Bond yang sebelumnya, terutama era Connery dan era Moore, seperti kemunculan Aston Martin DB5, senjata signature Bond, yaitu Walther PPK/S 9mm, kemunculan Q dan Moneypenny. Bahkan, [SPOILER ALERT!] karakter yang dimainkan oleh Ralph Fiennes, Gareth Mallory menjadi M laki-laki di akhir cerita, menggantikan Judi Dench, setelah berperan sebagai M di 7 film. Di film inipun terdapat adegan dimana Bond memasuki kantor M di akhir film layaknya adegan dari seri Bond era Connery dan Moore. Di bagian akhir pun terdapat siluet Bond berjalan dan menembak ke arah selongsong peluru, seperti yang biasa dilakukan Bond di seri-seri terdahulu (kecuali Casino Royale dan Quantum Of Solace) diikuti dengan emblem 50 Tahun film James Bond.

Masalah akting.... Sepertinya tidak ada masalah. Semua aktor mendalami peran mereka dengan baik tanpa masalah sedikitpun yang terlihat oleh saya. Terutama akting Daniel Craig dan Javier Bardem. Mereka mampu memerankan karakter mereka dengan baik sekali sesuai tuntutan dan tidak terlihat sedikitpun rasa ketidaksukaan dalam memerankan karakter mereka masing-masing.

Ben Whishaw sebagai Q
Dari segi aksi, film ini tidak terlalu menggembar-gemborkan aksi. Film ini tidak menunjukkan banyak aksi, tetapi menunjukkan polemik yang dalam disaat MI6 diserang oleh mantan agennya sendiri. Film ini sendiri memilki suasana yang kelam, dan hampir bisa dibilang seperti Batman milik Christopher Nolan. Walaupun kelam, ada beberapa elemen-elemen komedi yang tetap disuguhkan di film ini, seperti dialog-dialog Q yang sedikit merujuk kepada omongan biasa yang disebutkannya di film-film James Bond terdahulu (tepatnya kalimat dari Desmond Llewelyn, aktor yang paling lama menjabat sebagai Q). Elemen innuendo nya pun ada, yaitu disaat Bond dibawa ke markas Raoul Silva, Silva langsung berpidato dan menyinggung M, kemudian dia membuka kancing teratas kemeja Bond dan memegang pahanya. Saat melihat adegan itu saya pun terperanjat dan berpikir "Masa Bond cuma senyum aja?! Dia hetero atau homo nih sekarang?!" Hal itu bukan apa-apa, tetapi sekedar untuk menunjukkan seberapa sakit jiwa Raoul Silva.
Javier Bardem sebagai Raoul Silva

Seperti biasa, adegan aksi yang ditawarkan tetap menarik, walaupun porsinya tidak terlalu banyak. Walaupun memang porsinya sedikit, tapi adegan-adegan tersebut tetap bisa menjadi adegan paling memorable suatu saat nanti. Film ini lebih mendalami psikologi daripada aksi berat yang biasa disuguhkan dalam film-film Bond dan sejenisnya.

Untuk soundtracknya sendiri, main theme film ini yang berjudul sama dengan filmnya, yaitu Skyfall diisi oleh Adele. Suasana main theme nya sangat cocok dengan keadaan yang ada di filmnya sehingga hal itu menjadi poin plus tersendiri.

Terlepas dari segala macam pujian yang telah dilontarkan diatas, film ini juga tidak terlepas dari kritik. Saya heran. Mengapa beberapa adegan berkesan tidak nyambung dengan suasana awal film, dan muncul pertanyaan plot hole: "Apakah hard disk NATO berhasil direbut kembali?" Walaupun tidak terlalu penting, tetapi tetap saja hal itu seharusnya dijelaskan. Kemungkinan, adegan tersebut ditinggalkan di ruang editing supaya film tidak menjadi terlalu panjang (Filmnya berdurasi 2 jam 23 menit). Walaupun begitu, film ini bisa dianggap sebagai salah satu dari sekian banyak film-film Bond yang bagus, seperti Casino Royale, From Russia With Love, Dr. No, The Spy Who Loved Me, GoldenEye, dan masih banyak lagi.

Dengan begini, saya akan memberikan rating: 9.1/10

Ya, sepertinya sesi kali ini harus berakhir, saya Alvi Fareza, ini review saya, dan jika ada pertanyaan, kritik dan saran, bisa di comment dibawah. Saya ucapkan terima kasih, dan sampai ketemu lagi dalam waktu singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar